Yayasan Geutanyoe adalah organisasi masyarakat sipil kemanusiaan yang didirikan pada 24 Desember 2013 oleh sekelompok aktivis yang memelopori gerakan sipil kemanusiaan dan tanpa kekerasan di Aceh selama konflik bersenjata sejak 1999 dan telah terlibat selama rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-tsunami 2004. Kami berupaya memberikan bantuan dan perlindungan kemanusiaan dengan penguatan masyararakat dan menjunjung tinggi hak-hak orang-orang yang membutuhkan, termasuk komunitas yang terkena dampak bencana dan konflik, pengungsi, migran dan korban perdagangan orang, kelompok rentan serta terpinggirkan, termasuk anak-anak, perempuan, etnis dan agama minoritas dan juga komunitas terisolasi.
Geutanyoe, yang berarti ‘Kita Semua’ dalam bahasa Aceh, didirikan di atas prinsip-prinsip martabat, inklusivitas, kesetaraan, dan perdamaian untuk semua, dan percaya bahwa orang-orang yang terkena dampak krisis adalah posisi terbaik untuk memimpin perubahan di komunitas mereka sendiri. Di Indonesia, kami terdaftar sebagai Yayasan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (AHU-0015804). AH.01.04.Tahun 2015). Logo kami mewakili sapaan ‘Saleum’ Aceh, dalam motif dan warna tradisional Gayo ‘kerawang’.
Visi
Yayasan Geutanyoe adalah organisasi kemanusiaan yang berbasis di Aceh, Indonesia. Kami berusaha untuk memberdayakan dan memberikan bantuan kemanusiaan dan penguatan kemasyarakatan berupa perlindungan serta dukungan kepada korban yang terkena dampak bencana dan konflik, pengungsi, migran, korban perdagangan manusia, kelompok rentan/terpinggirkan, termasuk anak-anak, perempuan, etnis dan agama minoritas dengan menggunakan pendekatan yang berpusat pada manusia yang kolaboratif dan partisipatif
Misi
Yayasan Geutanyoe berjuang untuk komunitas berkelanjutan di kawasan ASEAN yang didirikan berdasarkan martabat, kemanusiaan, kesetaraan, memastikan perdamaian dan keadilan untuk semua dengan nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan kemakmuran.
Wilayah Kerja: Aceh, Sumatera Indonesia
Isu Strategis: Kemitraan Publik-Swasta-Komunitas, Lingkungan & Perubahan Iklim, Penanggulangan Bencana, Ekonomi Kemasyarakatan, Pendidikan & Vokasi, Pemberdayaan Desa, Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI), Infrastruktur Hijau, Penanganan Konflik, Pemberdayaan Pemuda, Pemberdayaan Perempuan & Anak, Pemberdayaan Masyarakat Adat