Rekat Peduli Indonesia, mulai diinisiasi sejak tahun 2010. Awalnya berbentuk paguyuban yang merupakan wadah untuk saling bertukar pengalaman saat para penderita TB dan TB-MDR mengatasi Efek Samping Obat (ESO). Diketuai oleh Bapak Abu Bakar, seorang penyintas generasi pertama pengobatan TB MDR. Tahun 2014, beliau menginisiasi pembentukan organisasi. Pada tahun berikutnya, melalui SK Kemenkum HAM organisasi ini resmi menjadi organisasi legal bernama Perkumpulan Rekat Surabaya. Tahun 2020 terjadi perubahan SK sekaligus perubahan nama menjadi Yayasan Rekat Peduli Indonesia.
Mereka yang tergabung dalam paguyuban TB-MDR adalah pasien-pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari penyakit TB-MDR. Mereka memiliki inisiatif untuk membantu sesama penderita agar bisa melewati masa-masa terapi minum obat dengan tujuan mengurangi pasien putus obat. Saat ini, Rekat tidak hanya menjadi wadah untuk bercerita dan memberikan informasi terkait TB melalui media sosial. Selain itu, Rekat juga melakukan pemberdayaan kepada penderita TB melalui pelatihan keterampilan seperti membuat telur asin dan membuat batik.