Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (JAKATARUB) didirikan bermula dari serangkaian workshop tentang keberagaman dan toleransi yang diadakan Masyarakat Dialog Antar Agama (MADIA), Institute for Culture and Religion Studies (INCReS) dan The Asia Foundation pada 10-12 November 2000 di Pesantren Al-Wasilah, Garut.
Setelah selesai pelaksanaan beberapa workshop di atas, para peserta workshop kemudian mengadakan pertemuan kembali pada 12 Mei 2001 di Aula Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perwan Maria, Bandung. Pada pertemuan ini belum menentukan nama bagi jejaringan yang diharapkan. Barulah pada pertemuan selanjutnya pada tanggal 30 Juni 2001 di tempat yang sama ditentukan nama JAKATARUB.
Nama JAKATARUB sendiri merupakan nama tokoh legendaris Jakatarub yang dikenal sebagai seorang cerdik dan lincah. JAKATARUB merupakan sebuah nama yang di dalamnya bersemayam ‘nilai’ semangat yang selalu ingin berbuat. Sebuah nama yang ingin menebus harapan dan cita-cita kedamaian umat manusia dengan kesungguhan untuk melakukan sesuatu. Sebuah ikhtiar yang diidealisasikan untuk membawa kehidupan beragama ke arah yang lebih terbuka, santun, beradab, dan mampu turut menciptakan kedamaian sosial, keadilan manusia, dan kebersamaan dalam keragaman.
Sejak tahun 2014 sampai sekarang, secara garis besar program yang dilaksanakan JAKATARUB terbagi menjadi empat pilar, yaitu: pilar teologi, pilar kebangsaan, pilar kebudayaan, dan pilar media.15 Pilar teologi dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti seminar, diskusi, dialog dan kunjungan ke berbagai komunitas agama yang ada di Kota Bandung. Melalui pilar teologi ini, keluarga besar JAKATARUB diajak untuk belajar memahami perbedaan doktrin antar agama yang berbeda satu sama lain dan merefleksikannya dalam kehidupan sehari-hari. Cara ini dilakukan sebagai upaya menghilangkan prasangka negatif tentang kelompok agama lain di luar agama yang mereka yakini.